Mbah Abdullah dan Keberadaan Desa Pongpongan
30 - Nov - 2012 | by: admin

TUBAN, sosialnews.com – Tuban adalah
bumi wali, kalau kita cermati pernyataan itu tidak salah, hal ini bisa kita
temui di sebagian besar wilayah Tuban, berupa makam wali atau tokoh (orang yang
dituakan). Salah satunya adalah Mbah Abdullah, tokoh yang terkenal sebagai
penyebar agama Islam sekaligus yang membuka daerah Pongpongan Kecamatan
Merakurak.
Diceritakan Mbah Abdullah berjuang
meyebarkan Islam di Desa Pongpongan pada masa Kerajaan Demak dalam perjuanganya
Mbah Abdullah disamping pintar dalam keilmuan agama juga ahli dibidang
kanuragan. “Menurut cerita yang berkembang Mbah Abdullah dalam perjuangan
meyebarkan Islam disamping mengajarkan tentang keislaman juga para santri
dididik beragam ilmu kanuragan.” Terang M.Syafi’in tokoh pemuda Desa
Pongpongan.
Disamping berjasa mengislamkan
seluruh warga yang berada di kawasan Desa Pongpongan dan sekitarnya, Mbah
Abdullah meninggalkan ribuan kayu jati yang ditanam disekitar pemakamannya yang
sampai saat ini masih bisa dimanfaatkan warga sekitar untuk membangun tempat-tempat
ibadah.
Peninggalan kayu jati yang sampai
saat ini masih tersisa, menurut cerita yang berkembang adalah berasal dari
pangpangan ( Ranting ) pohon jati dari daerah Dusun Koro yang pada saat itu
kerajaan Demak akan mendirikan masjid, yang saat ini terkenal dengan masjid
Demak, untuk tiang masjid demak mengambil pohon kayu jati yang berasal dari
daerah Dusun Koro.
Dalam perjalananya para wali yang
mengusung dua kayu jati yang akan digunakan tiang masjid demak singgah di suatu
daerah yang kini menjadi Desa pongpongan, pada saat itu para rombongan pembawa
kayu jati bertemu dengan Mbah Abdullah.
Mbah Abdullah membersihkan
ranting-ranting dari kayu jati yang akan dibawa ke Demak yang kemudian ditanam
di sekitar daerah yang sekarang menjadi pesareannya.
“Mbah Abdullah mengambilnya
pang-pang (Ranting kayu) jati yang bakal dijadikan tiang masjid Demak, Nama
desa sekarang yaitu Desa Pongpongan dari istilah kata Pang-pang.” Terang pemuda
yang sehari-hari bekerja menjadi pegawai di salah satu SDN di kec.Merakurak.
“Warga Tidak pernah melakukan
penanaman pohon jati di sekitar makam Mbah Abdullah, sebab dengan sendirinya
setiap pohon yang di tebang untuk pembangunan masjid sudah bermunculan tumbuh
pohon jati.” Tambahnya.
Dalam mensiarkan agama islam Mbah Abdullah tidak sendirian, beliau dibantu oleh sejumlah ulama’ yaitu Mbah Abdul Kodir sama Mbah Kusen.
Dalam mensiarkan agama islam Mbah Abdullah tidak sendirian, beliau dibantu oleh sejumlah ulama’ yaitu Mbah Abdul Kodir sama Mbah Kusen.
Ketiga tokoh ini salaing bahu
membahu menyebarkan agama Islam yang ada di Desa Pongpongan dan ketiganya
dimakamkan berjejer dalam satu cungkup.
Pada awalnya keberadaan ketiga makam
sesepuh Desa Pongpongan sangat memperihatinkan, awal kedatangan tokoh kyai yang
membuka kembali tentang jasa-jasa perjuangan dari ketiga tokoh penting Desa
Pongpongan, mulailah terbuka kesadaran untuk membangun kembali makam dari
ketiga sesepuh tersebut.
“Keberadaan makam Mbah Abdullah di
wilayah Desa Pongpongan sudah lama, namun belum begitu terawat dengan baik,
sekarang sudah dibangun oleh masyarakat dengan baik.” Terang Syafiin Tokoh
pemuda desa Pongpongan.
“Ketiga makam, yang merupakan orang
sholeh dan sekaligus pencetus Desa Pongpongan maka sudah selayaknya dan
seharusnya untuk dilestarikan makamnya dengan kegiatan-kegiatan keagamaan.”
Terang Mbah Kayat sesepuh yang membuka pertama kali situs sejarah Desa
Pongpongan. (Udin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar